Detail List Data Hak Cipta LPPM UWHS
Tanggal Pengajuan
2018-11-27
No Aplikasi
EC00201855944
No Sertifikat
125862
Nama
Priharyanti Wulandari
Prodi
Sub Jenis
Karya Tulis (Tesis)
Judul
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Depresi Pada Pasien Kanker Payudara Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Uraian
World Health Organitation (WHO), melaporkan bahwa di dunia ini setiap tahunnya ada 6,25 juta penderita kanker, dan dalam dekade 20 terakhir ini ada sembilan juta manusia meninggal karena kanker. Perlu dicatat bahwa 2/3 kejadian ini terjadi dinegara yang sedang berkembang. Data dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2010 menyebutkan bahwa kanker payudara menjadi penyebab kematian nomor lima di Indonesia. Kasus kematian penyakit kanker meningkat dari 3,4 persen pada tahun 1980 menjadi enam persen pada tahun 2001. Jumlah penderita kanker payudara hingga saat ini diperkirakan menempati posisi kedua terbanyak setelah kanker leher rahim atau serviks. Prevalensi kejadian tumor/kanker di Indonesia sendiri, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, sebesar 4,3 persen per 1000 penduduk. Menurut WHO (2008), di Indonesia data kanker payudara belum ada data yang pasti, tetapi berdasarkan data-data yang ada di rumah sakit pada umumnya kanker payudara menduduki tempat nomor dua setelah kanker serviks uteri. Menurut hasil penelitian Somerset, Stout, Miller, dan Musselman (2004), telah dilaporkan bahwa kejadian depresi terjadi sebanyak 1,5 sampai 55% pada wanita dengan kanker payudara dalam waktu enam bulan dari mulai awal didiagnosis kanker payudara. Perkiraan prevalensi depresi dapat dihubungkan dengan lama penyakit, kriteria depresi, stadium penyakit, dan studi populasi (Burgess., Cornelius., Love., Graham., dan Richards, 2005; Kim., Son., Hwang., Han., Yang., Lee.,et al, 2008; Bardwell., & Natarajan, 2006), selain itu, faktor sosiodemografi, seperti usia, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, status sosial ekonomi, kurangnya dukungan keluarga, stress, cemas, serta gangguan konsep diri juga dapat meningkatkan kejadian depresi pada pasien kanker payudara (Casso, Buist, Taplin, 2004; Mehnert, Koch, 2008) Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, pada 2 tahun terakhir ini tahun 2011-2012 terdapat 11.792 pasien dengan kanker payudara (Rekam Medik RSCM, 2012). Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 pasien kanker payudara di Poli rawat jalan bedah onkologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, sebanyak tiga orang mengalami depresi dan dua orang tidak mengalami depresi. Penelitian ini memiliki pertanyaan penelitian, â Faktor â faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian depresi pada pasien kanker payudara serta dari faktor â faktor tersebut, faktor manakah yang paling mempengaruhi kejadian depresi pada pasien kanker payudara di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta?â. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian depresi pada pasien kanker payudara. Jenis desain penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perempuan yang menderita kanker payudara di poli rawat jalan bedah onkologi dan rawat inap gedung A Zona A lantai 2 di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 2012. Berdasarkan rumus multivariat regresi logistik jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 102 responden, di poli rawat jalan bedah onkologi sebanyak 65 responden, sedangkan di rawat inap gedung A Zona A lantai 2 sebanyak 37 responden. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik dan Rawat inap RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan jumlah sampel sebanyak 102 responden, Pengambilan data dilaksanakan selama ± 2 minggu yaitu mulai tanggal 1 â 15 Desember 2012 di poli rawat jalan bedah onkologi dan rawat inap gedung A Zona A lantai 2 di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan cross sectional, melalui beberapa tahapan, yaitu analisis univariat dengan menggunakan statistic descriptive, analisis bivariat dengan menggunakan Chi square , dan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan Kejadian depresi pada pasien kanker payudara lebih didominasi oleh kelompok responden yang tidak mengalami depresi sebanyak 57 orang (55,9%), dibandingkan dengan kelompok responden yang mengalami depresi sebanyak 45 orang (44,1%). Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan, kepemilikan pasangan, dan pekerjaan pada pasien kanker payudara. Terlihat bahwa sebagian besar responden pada penelitian ini didominasi oleh kelompok usia dewasa (20-59) tahun sebanyak 90 orang (88,2%), sebagian besar responden memiliki pendidikan rendah (SD-SMP) sebanyak 53 orang (52,0%), sebagian besar responden berstatus mempunyai pasangan sebanyak 65 orang (63,7%), sebagian besar responden dalam penelitian ini tidak bekerja adalah sebanyak 84 orang (82,4%). Pasien kanker payudara yang menjadi responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden yang memiliki harga diri negatif sebanyak 67 orang (65,7%), sebagian besar responden mengalami kecemasan sebanyak 62 orang (60,8%), namun sebagian besar responden tidak mengalami stres sebanyak 55 orang (53,9%), sebagian besar dukungan keluarganya baik sebanyak 77 orang (75,5%). Pengaruh antara usia dengan kejadian depresi pada pasien kanker payudara adalah dari 90 orang yang termasuk kategori usia dewasa (20-59 tahun), ada 40 orang (44.4%) yang mengalami depresi. Artinya proporsi kejadian depresi pada pasien kelompok usia dewasa (20-59 tahun) cenderung lebih besar daripada kategori usia yang lain. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,584, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara usia terhadap kejadian depresi pada pasien kanker payudara. Pengaruh antara tingkat pendidikan dengan kejadian depresi pada pasien kanker payudara adalah dari 53 orang yang berpendidikan rendah (SD-SMP), ada 22 orang (41.5%) yang mengalami depresi. Artinya proporsi kejadian depresi pada pasien yang berpendidikan rendah (SD-SMP) cenderung lebih tinggi daripada pasien dengan tingkat pendidikan tinggi (SMA-PT). Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,581, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap kejadian depresi pada pasien kanker payudara. Pengaruh antara kepemilikan pasangan terhadap kejadian depresi pada pasien kanker payudara adalah dari 65 orang yang mempunyai pasangan, ada 28 orang (43.1%) yang mengalami depresi. Artinya proporsi kejadian depresi pada pasien yang mempunyai pasangan cenderung lebih tinggi daripada responden yang tidak mempunyai pasangan. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,779, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak terdapat pengaruh yangsignifikan antara status pernikahan terhadap kejadian depresi pada pasien kanker payudara. Pengaruh antara pekerjaan dengan kejadian depresi pada pasien kanker payudara adalah dari 84 orang yang tidak bekerja, ada 35 orang (41.7%) yang mengalami depresi. Artinya proporsi kejadian depresi pada pasien yang tidak bekerja cenderung lebih tinggi daripada yang bekerja. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value =0,281, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara status pekerjaan terhadap kejadian depresi pada pasien kanker payudara. Pengaruh antara harga diri dengan kejadian depresi pada pasien kanker payudara adalah sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki harga diri negatif, bahwa dari 67 orang dengan harga diri negatif, ada 25 orang (37.3%) yang mengalami depresi. Artinya proporsi kejadian depresi pada pasien yang mempunyai harga diri negatif cenderung lebih tinggi daripada pasien yang mempunyai harga diri positif. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,056, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga diri terhadap kejadian depresi. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR=2,240 dengan (95% CI : 0,974-5,151), artinya bahwa responden yang mempunyai harga diri negatif mempunyai peluang 2,24 kali untuk mengalami depresi dibanding responden yang mempunyai harga diri positif, dengan tingkat kepercayaan 95% pada rentang antara 0,974 sampai 5,151. Pengaruh antara kecemasan dengan kejadian depresi pada pasien kanker payudara adalah sebagian besar responden dalam penelitian ini mengalami kecemasan, bahwa dari 62 orang yang mengalami kecemasan, ada 33 orang (53,2%) yang mengalami depresi. Artinya proporsi kejadian depresi pada pasien yang cemas cenderung lebih tinggi daripada pasien yang tidak cemas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,021, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kecemasan terhadap kejadian depresi. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR=2.655 (95% CI : 1,146-6,153), artinya bahwa responden yang mengalami kecemasan mempunyai peluang 2,655 kali untuk mengalami depresi dibanding responden yang tidak mengalami kecemasan, dengan tingkat kepercayaan 95% pada rentang antara 1,146 sampai 6,153. Pengaruh antara stres dengan kejadian depresi pada pasien kanker payudara adalah sebagian besar responden dalam penelitian ini mengalami stres, sehingga dari 47 orang yang mengalami stres, ada 25 orang (53,2%) yang mengalami depresi. Artinya proporsi kejadian depresi pada pasien yang stres cenderung lebih tinggi daripada pasien yang tidak stres. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,088, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel stres terhadap kejadian depresi. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR=1,989 (95% CI : 0,899-4,398), artinya bahwa responden yang mengalami stres mempunyai peluag 1,98 kali untuk mengalami depresi dibanding responden yang tidak mengalami stres. Pengaruh antara dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada pasien kanker payudara adalah sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki dukungan keluarga yang baik, sehingga dari 77 orang dengan dukungan baik, ada 27 orang (35,1%) yang mengalami depresi, dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan keluarga kurang, bahwa dari 25 orang yang memiliki dukungan keluarga kurang, ada 18 orang (72,0%) yang mengalami depresi. Artinya proporsi kejadian depresi pada pasien kanker payudara yang memiliki dukungan keluarga kurang cenderung lebih tinggi daripada pasien dengan dukungan keluarga baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,001, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel dukungan keluarga terhadap kejadian depresi. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR=0,210 (95% CI : 0,078-0,566), artinya bahwa responden yang mempunyai dukungan kurang mempunyai peluang 0,21 kali untuk mengalami depresi dibanding responden yang mempunyai dukungan baik, dengan tingkat kepercayaan 95% pada rentang antara 0,078 sampai 0,566. Hasil regresi logistik hanya ada variabel dukungan keluarga saja yang mempunyai nilai p value nya 0,002
Sertifikat